Tuesday, December 6, 2011

Seleksi Piping Komponen (Logam)

“Kang, mbok sing wingi iku dilanjut…!”
Meh takon opo cah bagus? Tanya apa?
“Kang, tandanya bahwa sebuah system perpipaan itu gagal apaan sih”.
Menurutmu kira2 apa? Cara gampang yak klo sebuah system perpipaan itu bocor, itu sudah bisa dikatakan gagal. Apalagi crack, penyok, njebluk opo maneh? Cuman musti diingat, seandainya harus gagal, klo bisa kegagalan itu jangan sampai catasthropic. Jangan sampai tiba2 saja system udah hancur. Ojo nganti, mak jegagik njebluk. Klo bisa, kayak wong Londho bilang, leak befor break. Biar kalau gagal ya mbok iyao leak dulu aja, jangan njeblok biar bisa ditambal dulu kasih penguat atau biar ada waktu untuk shutdown biar bisa diperbaiki.
“Ooo gitu ya? Terus biar bisa gitu, cara milih Piping Komponen itu gimana?
Setidaknya, kita musti ngerti dikit2 lah apa basisnya dlm pemilihannya. Seperti  misalnya:
-          Pressure class/rating
-          Reliability: menyangkut robustness, fire resistant, blow out resistance, tendency to leak
-          Material of Construction : menyangkut corrosion resistant, material thoghness
-          Harga
“Panganan opo kui kang? Hehehe”
Husss…. Sik rungokke yo, ojo turu….
Pressure Class :
Rating dr metallic system umumnya ditentukan oleh sambungannya, dan yang paling sering adalah sambungan Flange yang biasanya mengikuti ASME B16.5 (metallic flange) atau B16.1 (iron flange). Rating untuk flange(dan beberapa komponen lain seperti forged fitting)ditentukan oleh pressure class.
Robustness :
Dapat menahan paparan beban (load) seperti terinjak orang, kejatuhan peralatan, kejatuhan box peralatan, kesenggol forklift, truck atau boom crane. Ora gampang mleyok ngono loh….
“Ooo klo gitu, body mobil di Indonesia nggak bisa dipilih sebagai material piping dong? La dipegang aja udah mleyok je… hehehe”
Husss dengkulmu mlocot….
Fire resistance :
Komponen dapat menjaga integritas system perpipingan dikarenakan paparan suhu sekitar 650 degC selama sekitar 30 menit.
“Loh, fire resistance iku berarti bukan bermaksud bahwa material tersebut tidak rusak jika terjadi kebakaran, gitu ya…?
Hehehe setidaknya, bahwa dengan waktu segitu itu klo ada kebakaran orang msh bisa lari menyelamatkan diri. Gimana klo pas mo lari malah kejatuhan pipa panas? Ora mung benjut ning mesti langsung kuburan….
Komponen yang mempunyai fire resistance digunakan untuk :
-          Dimana ada kemungkinan terjadi kebakaran
-         Ada akibat yg bisa diakibatkan oleh adanya kegagalan system perpipingan, seperti  penambahan minyak ke kebakaran atau membahayakan pemadam kebakaran jika terjadi kebocoran.
Material agar masih tetap mampu beroperasi setelah terjadi kebakaran biasanya tidak jadi pertimbangan.
Blow Out Resistance :
Gasket dan seal harus mampu menahan tekanan tinggi tanpa mengalami kegagalan karena ekstrusi atau fracture.
Kalau seandanya Cuma bocor2 kecil, itu masih bisa dilakukan dengan pengencangan baut. Maksud dr Blow Out resistance terutama untuk menghindari terjadi kebocoran besar, misalkan karena :
-          Ketika sambungan flange tidak dikencangkan dengan baik
-          Sistem perpipingan mengalami tekanan tinggi lebih dari tekanan disainnya
-          Sambungan flange mengalami bending momen yg besar.
Tendency to Leak :
Sambungan tertentu cenderung mudah bocor dibanding tipe sambungan lain. Sambungan yg cenderung mudah bocor kurang cocok untuk high pressure ataupun fluida yg beracun. Misalnya, threaded joint, unions, elastomeric seal.
Corrosion Resistance :
Seandainya sifat korosinya adalah general/uniform corrosion, system perpipingan cukup diberikan Corrosion Allowance. Prediksi korosi yg terjadi selama design lifetime diberikan allowance ketebalannya untuk tetap mampu menahan internal pressure sampai dengan habis masa design lifetimenya. Namun kalau ternyata bahwa besarnya corrosion allowance yg harus diberikan itu lebih dr 6 mm, direkomendasikan untuk memilih CRA.
Namun jika korosinya bersifat localized seperti stress corrosion cracking, hydrogen embrittlement ataupun intergranular corrosion, corrosion allowance bukanlah solusi. Material selection adalah kuncinya.
Material Toughness :
Diukur sebagai energy yang diperlukan untuk secara tiba-tiba crack merambat hingga failure.Umumnya yg menjadi concern adalah material Carbon steel terutama jika terpapar kepada temperature rendah. Kegagalan kapal Titanic ataupun kapal Liberty menjadi contoh menarik bagaimana terjadinya brittle fracture oleh temperature rendah.
Faktor yang mempengaruhi fracture toughness sebagai berikut :
-          Komposisi kimia atau unsur paduan
-          Heat Treatment
-          Grain size

3 comments: